Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan
Bismillahirrahmanirrahim
Pertemuan ke 12 Kelas Belajar Menulis Nusantara angkatan 28 berlangsung secara virtual berjudul Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan. Pak Susanto, S.Pd sebagai narasumber dan Bu Helwiyah, S.Pd, MM sebagai moderator akan membersamai peserta mulai jam 19.00 hingga 21.00. Pemateri kita, Pak D, sapaan dari bu moderator, lahir di Gombong, Kebumen, pada 29 Juni 1971 .Profesi beliau sekarang adalah guru kelas SDN Mardiharjo, kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan. Pendidikan beliau S1 Pendidikan Bahasa Indonesia, S1 Pendidikan Guru SD.
Sambil menunggu narasumber bergabung, bu moderator menyapa peserta dan memperkenalkan diri dengan namanya Helwiyah, beliau biasa dipanggil dengan bu ewi. Merupakan alumni KBMN angkatan 20. Harapannya malam ini menjadi malam yang menginspirasi untuk memotivasikan diri mewujudkan mimpi menjadi penulis sejati. Bagi pemikir, buah fikirnya hanya akan bersemayam dalam fikiran jika tidak diucapkan dan ditulis. Bagi pembicara, pembicaraannya hanya akan menguap lewat suara bila tak ditulis. Bagi penulis, tulisannya akan tersimpan dalam catatan jika tidak dipublikasikan. Bagi penulis media, tulisannya akan tertimpa materi tulisan lain jika tak dibukukan. Olehkarena itu, perlu dipublikasi dan dibukukan apa yang sudah ditulis agar banyak orang yang dapat membacanya. Kumpulan buah fikiran yang tertulis dan tersusun rapi akan abadi dalam sebuah buku.
Sebuah tulisan salah ejaan, banyak tipo dan
salah ketatabahasaan merupakan hal
biasa. Namun jika tulisan yang demikian sudah siap cetak, tentu akan mengurangi
kualitas buku dan minat pembaca menjadi kurang. Oleh karena itu untuk
menghindari hal tersebut seorang penulis harus melakukan ‘sesuatu’ sebelum buku
dicetak. Berkenaan dengan hal tersebut maka |pemateri akan
membahas materi sesuai dengan judul yaitu Proofreading Sebelum Menerbitkan
Tulisan.
Setelah tulisan ‘jadi’ langkah selanjutnya adalah melakukan swasunting atau self editing. Ada 4 hal yang perlu diperhatikan dalam swasunting ini yakni:
Dalam sebuah tulisan sebelum tulisan tersebut dicetak menjadi sebuah buku ada 3 hal yang perlu diketahui yang dikenal dengan drafting, redrafting dan proofreading. Tahap Drafting adalah tahap tulis pertama, mengubah ide menjadi kalimat yang saling berhubungan. Pada tahap Redrafting adalah tahap tulis ulang teks dengan membuat perubahan yang diperlukan (Draft ulang jika diperlukan). Tahap Proofreading adalah proses pemeriksaan konten, tata bahasa dan kosa kata.

Alat yang digunakan
untuk membantu kita melakukan proofreading, tentu saja KBBI dan PUEBI yang
sejak 16 Agustus 2022 diganti dengan EYD. Ketetapan itu merujuk pada Keputusan
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek Nomor
0424/I/BS.00.01/2022 tentang Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
Ada beberapa perubahan misalnya: Perubahan kaidah, yaitu pengkhususan penulisan bentuk terikat maha- untuk kata yang berkaitan dengan Tuhan. Pada ejaan sebelumnya, aturan penulisan kata terikat maha- ada yang dipisah dan digabung sesuai syarat dan ketentuannya. Sementara pada EYD edisi V, aturan penulisan kata terikat maha- dengan kata dasar atau kata berimbuhan yang mengacu pada nama atau sifat Tuhan, semua ditulis terpisah dengan huruf awal kapital sebagai pengkhususan. Contohnya: Yang Maha Esa, Yang Maha Pengasih, Tuhan Yang Maha Pengampun. Dapat diakses pada laman: https://ejaan.kemdikbud.go.id/ berdampingan dengan KBBI untuk melakukan proofreading tulisan kita.
Proofreading adalah proses peninjauan kembali sebuah teks dilihat dari aspek kebahasaan dan penulisannya. Tujuannya adalah guna mengecek kembali bahwa teks atau esai yang akan diserahkan sudah bebas dari kesalahan pengetikan (typo), kesalahan ejaan, kesalahan grammar, atau kesalahan- kesalahan mendasar lainnya. Berikut adalah tips melakukan proofreading.
Editing, orangnya
disebut editor, memeriksa lebih dari itu. Untuk penerbit Mayor, semoga beliau tidak salah, Editor menyesuaikan dengan misi perusahaan penerbitan, standar
tulisan. Proofreader melakukan uji baca pada tulisan
Jika kita melakukan proofreading atas tulisan kita sendiri, pastinya kita merasa semua sudah logis dan dapat difahami. Tidak akan terjadi, jika tulisan di-ENDAPKAN dahulu. Jika cara itu juga kita merasa seperti itu (semoga bukan karena egois ya he he he, berikan kepada orang lain, meminta orang lain untuk membaca). Analoginya, pemain bola akan fokus dan merasa sudah benar menggiring serta menendang ke arah yang benar. Nyatanya, penonton di tribun kayak lebih tahu harus ke mana tuh bola ditendang
Selesai menulis
setidaknya jangan langsung dikirim ke blog, endapkan terlebih dahulu dalam
hitungan jam. Setelah diendapkan boleh meminta teman untuk membaca tulisan
kita. boleh juga proofreader jika memungkinkan. Jika hendak memakai aplikasi, bisa
pakai google doc.
Banda Aceh, 3 Febuari 2023
Rapi dan lengkap
BalasHapus