Semakin Mudah menerbitkan Buku di Penerbit Indi
Bismillahirrahmanirrahim
Judul
: seluk beluk menerbitkan buku di penerbit
Indie
Resume ke :
23
Tanggal
: 1 Maret 2023
Tema
: Menerbitkan Buku Semakin Mudah
di Penerbit Indie
Narasumber : Raimundus
Brian Prasetyawan, S.Pd
Moderator
: Nur Dwi Yanti, S.Pd
Sangat dimaklumi bahwa pada pelatihan
ini peserta berjalan sendiri dalam
membuat buku solo, menghubungi sendiri
penerbitnya dan ikuti panduan/ketentuan dari penerbit tersebut. Disisi lain
mungkin ini pengalaman pertama membuat buku. Maka Narasumber dalam pertemuan
malam ini membantu peserta agar bisa menjalani langkah menerbitkan buku
Dahulu ketika penerbit indie belum eksis
seperti sekarang, kita hanya tahu bahwa penerbit buku yang ada itu hanya
penerbit mayor seperti Gramedia, Grasindo, Erlangga, Elex media, Andi, dll. Penerbit
mayor menerapkan seleksi naskah, sehingga belum tentu naskah kita diterima.
Memang itu dilakukan agar penerbit mayor
mendapat naskah yang benar-benar berkualitas dan diperkirakan akan laku dipasaran.
Tahap seleksi naskah menjadi tantangan untuk bisa menembus penerbit mayor.
Penulis harus berjuang mencoba mengirim naskah ke beberapa penerbit hingga bisa
diterima oleh suatu penerbit mayor. Penolakan naskah menjadi makanan
sehari-hari penulis. Ketika naskah diterima pun proses penerbitannya sangat
lama.
Untuk menjawab halangan dan rintangan
tersebut, kini hadir penerbit indie yang
membantu penulis pemula dalam menerbitkan buku solonya. Kemudahan-kemudahan
yang dapat diperoleh dari penerbit indie antara lain:
1.
Naskah pasti diterbitkan
2. Proses
penerbitan mudah dan cepat
3. Menerbitkan
di penerbit mayor bisa lebih dari setahun prosesnya
4.
Kalau di penerbit Indie dalam
hitungan bulan saja
Narasumber tidak bermaksud bahwa penerbit indie itu lebih baik.
Indie maupun mayor punya kelebihan dan kekurangan. Tujuan beliau adalah menggunakan jasa penerbit indie maupun
mayor perlu waktu yang tepat untuk penulis. Untuk penulis pemula yang baru
pertama kali akan menerbitkan buku, bisa dicoba mengawali di penerbit indie. Jika
bukunya cepat terbit akan menjaga semangat menulis. Akan ada waktunya kita
perlu merasa upgrade jika sudah sering menerbitkan di penerbit indie.
Sudah pasti perlu tantangan lagi dalam menulis. Barulah penerbit mayor tepat untuk penulis yang ingin upgrade. Beruntung di KBMN PGRI kita juga punya narasumber Prof. Eko Indrajit yang bisa membantu kita untuk tembus ke penerbit Mayor yaitu Penerbit Andi. Ciri-ciri penerbit ini dapat dilihat pada flyer berikut:
Bagi
penulis pemula tentu penerbit indie
menjadi solusi untuk bisa mewujudkan impian memiliki buku karya sendiri. Kalau di penerbit indie, kita perlu keluar
biaya-biaya untuk mendapat fasilitas
penerbitan, atau jika ingin cetak ulang. Itu memang konsekuensi dari
penerbitan tanpa seleksi, sehingga biaya penerbitan menjadi tanggung jawab
penulis untuk mendapat fasilitas penerbitan yang memuaskan.
Sebagai tips, berikut ini hal-hal yang perlu
diperhatikan dari penerbit indie:
Ø Biaya
penerbitan
Ø
Fasilitas penerbitan yang di
dapat penulis
Ø
Batas maksimal jumlah halaman
Ø
Ketentuan dan Biaya cetak ulang
Ø
Apakah dapat Master PDF
Ø Jumlah
buku yang didapat penulis
Narasumber membantu peserta untuk menghubungkan ke penerbit yang sudah terpercaya dan terjamin kualitasnya. Hal tersebut sudah dilakukannya semenjak tahun 2020 untuk membantu peserta penulis pemula.
Ada bermacam-macam cerita kasus hambatan yang dialami peserta kbmn dalam menerbitkan buku yaitu:
- biaya mahal
- biaya murah bahkan gratis diawal, namun jadi mahal
akhirnya
- ketidakjelasan nasib naskah setelah berbulan-bulan
- ketentuan berubah2 tidak sesuai dengan di awal.
- ada ketentuan yang tidak disampaikan di awal
Melihat kasus-kasus tersebut terpanggil untuk
membantu peserta memilihkan penerbit
yang sudah terpercaya dengan harga terjangkau dan mengawal sampai naskah terbit
menjadi buku.
Adapun daya tarik penerbit ini adalah:
1. Biaya terjangkau, tidak perlu sampai jutaan
rupiah
2.
Jumlah maksimal halaman sangat banyak yaitu 280 hal A5. Jadi bapak/ibu tidak
kena biaya tambahan halaman walaupun bukunya setebal 280 halaman A5.
3.
Penerbit ini menjualkan buku terbitannya di tokopedia dan shopee
Perlu diingat bahwa menerbitkan buku
perlu waktu untuk proses terbit. Bukan seperti fotokopi yang sehari jadi. Jadi
jangan minta ada deadline kapan buku harus terbit. Misalkan karena untuk
kenaikan pangkat, buku diminta agar terbit secepatnya. Silakan bapak/ibu
perhitungkan waktu proses penerbitan sampai 3 bulan jika ISBN, Karena ISBN
sekarang prosesnya ketat. Harus kita sadari bahwa naskah yang dapat ISBN adalah
naskah yang tujuannya diedarkan secara luas.
Bukan untuk intern suatu instansi/lembaga. Jadi jangan cantumkan nama
sekolah atau nama pelatihan.
Pertanyaan
Pertanyaan dari HR. Utami_Semarang
Mohon penjelasan apa maksud mudah dan tanpa revisi, pasti
terbit? 1. Apakah berarti tulisan kita tidak melalui proses editing atau
profreading? 2. Apkah ini yang dimaksud,
mengapa Perpusnas menghambat pemberian ISBN, karena mencetaknya cuma sedikit
(boleh dikatakan tidak dipublikasikan? 3. Seandainya seperti saya butuhnya
bukan hanya 4 (2 utk saya, 2 untuk Perpusnas), tetapi juga akan saya pasarkan
pada Mhs. saya, wong memang buku teori? Bagaimana prosedrnya, bayar putus
(hanya mencetak sesuai kebutuhan. atau royalti, seandainya itu bisa terus tiap
tahun? Terima kasih.
Jawaban
1. tulisan tetap melalui editing penerbit, tapi edit
ringan saja tidak mendalam. Artinya yang diedit adalah hal-hal yang sangat
terlihat secara sekilas.
2. Harus diakui, betul begitu. Maka kita harus
posisikan naskah akan diedarkan secara luas.
3. Mencetak sesuai kebutuhan. Biaya cetak ibu yang bayar. Silakan ibu tentukan sendiri harga jualnya
Pertanyaan Denny,
Sekolah Mitra Kasih, Banjarmasin
Bagaimana cara jika ingin menerbitkan buku ber-ISBN
ntuk cum naik pangkat, tapi dengar2 sekarang sangat sulit mendapatkan ISBN dari
perpusnas. Terimakasih.
Jawaban
Betul pak. Sekarang ini tidak semua naskah bisa
ISBN. Kuncinya, jangan cantumkan nama lembaga. Termasuk di kata pengantarnya.
Posisikan naskah sebagai naskah komersil yang akan diedarkan luas ke masyarakat.
Komentar
Posting Komentar